Kamis, 22 Desember 2011

SABAR

-->
Allah Swt. Berfirman :

“Sabarlah engkau (ya Muhammad), tiada Ke sabaran itu kecuali dengan pertolongan Allah swt.” (QS. An-  Naml: 127)
Dari Aisyah r.a. diceritakan bahwa Rasulullah Saw. Bersabda :

“Sabar yang sempurna adalah pada pukulan(saat menghadapi cobaan) yang pertama.”
            Dari Anas bin Malik dikatakan bahwa Rasulullah Saw. Bersabda, “Sabar yang sempurna adalah pada pukulan (saat menghadapi cobaan) yang pertama.” Sabar terbagi menjadi dua, yaitu sabar yang berkaitan dengan usaha hamba dan sabar yang tidak berkaitan dengan usaha. Sabar yang berkaitan dengan usaha terbagi menjadi dua, yaitu sabar tehadap apa yang diperintah oleh Allah dan sabar terhadap apa yang dilarang-Nya. Sedang sabar yang tidak berkaitan dengan usaha adalah sabar terhadap penderitaan yang terkait dengan hukum karena mendapatkan kesulitan.
      Junaid mengatakan, “perjalanan dari dunia menuju akhirat adalah mudah dan menyenangkan bagi orang yang beriman; putusnya hubungan makhluk di sisi Allah Swt. Adalah berat; perjalanan dari diri sendiri (jiwa) menuju Allah Swt. Adalah sangat berat; dan sabar kepada Allah Swt. Tentu akan lebih berat.” Dia ditanya tentang sabar, lalu dijawab, “Menelan kepahitan tanpa bermasam muka.”
      Menurut Ali bin Abu Thalib, sabar merupakan bagian dari iman sebagaimana tempat kepala merupakan bagian dari tubuh. Menurut Abul Qasim, yang dimaksud firman Allah Swt. “Sabarlah engkau (ya Muhammad)”adalah pondasi ibadah, sedang yang dimaksud firman Allah Swt.”Tiada kesabaranmu kecuali dengan pertolongan Allah Swt” (QS. An-Naml: 127) adalah ubudiyah (penghambaan, bersifat ibadah). Barang siapa naik dari satu derajat untuk-Mu menuju satu derajat yang lain karena pertolongan-Mu, maka dia pindah dari derajat kaidah menuju derajat ubudiyah. Rasulullah Saw. Bersabda: