Minggu, 14 Oktober 2012

Soal Ujian Tengah Semester


1.    Soal    : Jelaskan pengertian Tarikh at-Tasyri’ ? secara bahasa dan istilah !
Jawab    :

Secara bahasa al-Ta>ri>kh berarti Ta‘ri>f al-Waqti (mengetahui waktu) .
Sedangkan Tasyri>‘  secara bahasa berarti al-Utbah (lekuk liku lembah)  , dan Tasyri>‘  berasal dari kata “Syarra‘ah” dari fi‘il thulathi “Syara‘ah” yang dalam asal penggunaan bahasa adalah Mawrid al- Ma>’i (sumber air) yang jernih untuk diminum. Lalu kata ini digunakan untuk mengungkapkan al-thariqah al-mustaqimah (jalan yang lurus). Sumber air adalah tempat kehidupan dan keselamatan jiwa, begitu pula dengan jalan yang lurus yang menunjukkan manusia kepada kebaikan, di dalamnya terdapat kehidupan dan kebebasan dari dahaga jiwa dan akal . Atau juga Kupasan / Uraian . Atau dari asal bahasa Arab Syara‘ah yang berarti membuat jalan raya, suatu jalan besar yang menjadi jalan utama, maka Tasyri>‘ berarti Pembuatan jalan raya .

PERKEMBANGAN TASYRI‘ ISLAMI PERIODE III

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.    Latar Belakang
A.    Pendahuluan
Pertumbuhan tasyri‘ setelah masa Rasulullah  mengalami kemajuan yang sangat pesat. Itu dilalui secara bertahap di setiap periode atau masa tertentu. Dalam setiap periode, pertumbuhan tasyri‘ memiliki karakter dan alur perkembangan yang berbeda-beda yang disebabkan oleh kondisi pada setiap periode yang berbeda pula.
            Masa sahabat dan tabi‘in merupakan masa berlangsungnya tasyri‘ setelah masa Rasulullah  , baik itu dari Kibar al-S{oh}abah maupun S{ighor al-S{oh}abah. Masa sahabat kecil dan tabi‘in adalah masa keemasan dalam peradaban Islam. Masa ini berlangsung pada periode setelah masa Khulafa>‘ al-Rasyidi>n, dinasti Umayyah dan sampai pertengahan dinasti Abbasiyah.
Perkembangan pesat yang dicapai mempengaruhi pertumbuhan hukum Islam pada saat itu. Asumsi ini didasarkan pada fakta bahwa suatu hukum yang terbentuk tak lepas dari kondisi (konteks) yang berlangsung pada saat itu. Tasyri‘ pada periode Sahabat kecil dan Tabi‘in ini dimulai dari pemerintahan Bani Umayyah yang didirikan oleh Mu‘awiyah bin Abi Sufyan pada tahun  41 H. Hingga timbul berbagai segi kelemahan pada kerajaan Arab pada awal abad ke II H. Periode ini disebut ‘Amul Jama‘ah karena dimulai dengan bersatunya pendapat jumhur islam. Hanya saja benih perselisihan politik belum saja padam, masih ada orang yang menyisihkan perselisihan dan tipu daya terhadap Mu‘awiyah dan keluarganya. Seperti adanya golongan Khawarij dan Syi‘ah.

AMTsALUL QUR’AN

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Sebuah kata yang indah akan tampak lebih indah jika penggunaan kata tersebut menggunakan permitsalan, karena dengan permitsalan seseorang dapat mudah untuk memahami arti makna kalimat tersebut. Tamtsil merupakan kerangka yang dapat menampilkan makna-makna dalam bentuk yang hidup dan mantap didalam pikiran. Memang sejak zaman Jahiliyah sebelum diutusnya Rasulullah  kegemaran orang Arab adalah bersyair, berpantun, dan bersajak yang mana dengan ketinggian atau keindahan sastra-sastra yang mereka gunakan bisa menguatkan status sosialnya dikalangan masyarakat umum.
Ketika Allah  mengutus seorang Rasul-Nya ditengah-tengah mereka maka Allah  membekalinya sebuah kitab yang keindahan bahasa dan sastranya sebagai mukjizat yang tidak bisa ditandingi oleh para penyair atau sastrawan Arab, karena sangat tingginya nilai sastra yang dikandungnya. Oleh karena al-Qur’an  menggunakan perumpamaan-perumpamaan (amtsal) yang indah dan logis maka bisa diterima dengan baik oleh masyarakat pada saat itu, kadang karena terlalu indahnya para Ulama tidak bisa  membahasakan keindahan perumpamaan-perumpamaan (amtsal) di dalam al-Qur’an.
Amtsal (membuat perumpamaan) merupakan gaya bahasa yang dapat menampilkan pesan yang berbekas pada Hati sanubari. Imam Abu Hasan al-Mawardi  menyatakan bahwa “Ilmu yang paling agung dalam ilmu al-Qur’an adalah ilmu Amtsalnya”, Manusia banyaklah kelalaiannya dan kelalaian mereka tersebut dijadikan perumpamaan, itulah bentuk keagungannya. Sehinnga diibaratkan mengumpamakan (matsal) tanpa perumpamaan seperti kuda atau unta  tanpa tali kekang

PENERIMAAN DAN PERIWAYATAN HADITS

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.    Latar Belakang
Telah kita ketahui bahwasannya al-Qur’an adalah sumber utama hukum Islam yang mutlak dan memang diturunkan supaya manusia berpedoman padanya, serta sumber hukum yang kedua adalah Hadits yang mana kedudukannya sebagai penjelas daripada al-Qur’an serta menerangkan permasalahan-permasalahan yang tidak dijelaskan secara eksplisit (gamblang) dalam al-Qur’an dan praktek-praktek penerapannya secara langsung.
Oleh karena Hadits adalah segala yang berhubungan dengan baginda Rasulullah , baik berupa perkataan, perbuatan atau ketetapan beliau maka kita harus tahu apakah Hadits tersebut memang berasal dari beliau atau bukan dalam artian Hadits tersebut memang benar-benar dari beliau dengan sanad yang muttashil atau hanya buatan orang-orang yang punya kepentingan yang seakan-akan itu berasal dari beliau Rasulullah . Dalam hal ini para Ulama ahli Hadits membukukan  suatu Ilmu Hadits yang menerangkan tentang jenis, macam, tatacara, dan bagaimana suatu hadits tersebut diriwayatkan serta tinjauannya.
Maka untuk itu kami dengan keterbatasan pengetahuan yang kami miliki akan mencoba menguraiakan salah satu dari Bab  Ulumul Hadits yang menerangkan tentang bagaimana cara Penerimaan dan Periwayatan Hadits yang memang ketepatan menjadi tugas kelompok kami.

DIROSAH ISLAMIAH

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.    Latar Belakang
 Dewasa ini peradaban dunia secara keseluruhan berada dalam tatanan global yang secara mendasar di topang oleh perkembangan teknologi komunikasi.Kiprah islam di era globalisasi sangat diperlukan karena islam yang bersifat toleran terhadap manusia karena islam sangat fleksibel dalam menanggapi suatu zaman global, fundamentalisme adalah penegakan aktifitas agama tertentu yang mendefinisikan agama secara mutlak dan harfiyah. Islam tidak tinggal diam sehingga islam mempunyai kiprah tersendiri di era globalisasi dengan cara islam menampilkan sikap yang lebih ramah dan sejuk sehingga menjadi pelipur lara bagi kegerahan hidup manusia modern, islam yang toleran terhadap manusia secara keseluruhan agama yang dianut sehingga mendatangkan kebaikan dan kedamaian untuk semua, islam pun menampilkan visi yang dinamis,kreatif,dan inovatif.
Sehingga islam yang fleksibel seperti yang di terangkan di atas dapat membawa dampak yang baik di masyarakat dan penyebaran islam sendiri di khalayak ramai. Namun dengan adanya gerakan fundamentalisme yang  mempunyai arti penegakan aktifitas agama tertentu yang mendefinisikan agama secara mutlak dan harfiyah. menimbulkan  penekanan pokok pandangan supernatural yang menyebut tuhan memanifestasikan diri-Nya dalam alam dan sejarah melalui perbuatan-perrbuatan luar biasa yang melampaui hukum alam,kedua mereka bertekad menjadikan ajaran agama sebagai ukuran untuk membatasi kebebasan mengajar. 

FILSAFAT MODERN DALAM PEMBENTUKANNYA

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Perkembangan Filsafat dimulai dengan sejarah filsafat barat, yang merupakan filsafat kuna dan terbagi dalam beberapa zaman seperti zaman Filsafat Pra – Sokrates, tokoh pertamanya adalah Thales (+ 625 -545 SM) dikuti dengan tokoh kedua yaitu Anaximandros ( + 610-540 SM) dan ada juga tokoh lain yang bernama Pythagoras (+ 580 – 500SM), Xenophanesa (+ 570-430SM), Herakleitosa (+ 540-475SM), Parmenidesa (+540-475SM), Zeno (490 SM), Empedoklis (492-432 SM), Empedokles (492-432 SM), Anaxagoras (499-420 SM) dan yang terakhir adalah Leukippos dan Demokritos, keduanya yang mengajarkan tentang atom. Akan tetapi yang paling dikenal adalah Demokritos (+ 460-370 SM) sebagai Filsuf Atomik.
Sampai kepada Perkembangan sejarah filsafat yang terkenal dengan para ahli filsafat, seperti kaum sofis dan Sokrates, Protagoras dan ahli sofis yaitu Gorglas yang terkenal diathena. Masih banyak lagi para ahli filsafat dari beberapa periode seperti pada masa Filsafat pada abad Petengahan, filsafat masa peralihan ke zaman modern dan Filsafat Modern. Perkembangan filsafat tersebut adalah merupakan sebagai akar dari fisafat hukum yaitu pada era abad ke 19, dimana filsafat hukum menjadi landasan ilmu-ilmu dibidang hukum, seperti Ilmu Politik, Ilmu Ekonomi, dll. Yang dalam makalah ini kami akan menjelaskan tentang “Filsafat  Modern dalam Pembentukannya”

MEMBANGUN GENERASI QUR`ANI

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
jika kita renungi judul makalah ini maka memang terdengar ringan diucapkan akan tetapi jika memang kita terapkan maka akan semakin mendalamkan keyakinan kita bahwa al-Qur’an sangat penting dibaca, dipelajari, digali, dipahami, di jiwai, dan diaktualisasikan dalam kehidupan nyata. Bagaimana upaya kita membangun generasi pengamal al-Qur’an, yang menjunjung tinggi al-Qur’an, berpegang teguh kepada al-Qur’an, cinta terhadap al-Qur’an dan bangga dengan al-Qur’an. Inilah yang akan menjadi topik pembahasan kami pada hari ini, yaitu “Membangun Generasi Qurani”. Berlandaskan surat Al Qashas Ayat 26, yakni :
وَقَالَتْ إِحْدهُمَا يَأَبَتِ اسْتَئجِرْهُ إِنَّ خَيْرَ مَنِ اسْتَئْجَرْتَ الْقَوِيُّ اْلأَمِينُ (القصص : 26)
“Salah seorang dari kedua orang wanita itu berkata : Ya bapakku ambillah dia sebagai orang yang bekerja pada kita, karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja pada kita ialah orang yang kuat lagi dipercaya”
    Dipenghujung ayat yang kita simak tadi terdapat kalimat Alqawiyyul amiin yang artinya kuat nan dipercaya. Dua sifat ini menyifati sesosok pemuda bernama Musa.Yang pertama Al qawwi, Dalam surat Albaqarah ayat 247 menggambarkan sosok yang kuat dengan yakni memiliki ilmu yang luas dan tubuh yang perkasa. Kita membutuhkan generasi-generasi seperti ini. Berotak cerdas, berwawasan luas, dan mau bekerja keras. Maka  pribadi yang berilmu dan memiliki etos kerja akan sanggup membangun dan menjalankan Syariat Islam tersebut sebagaimana mestinya.
Maka Jika kita jadi pedagang jauhi penyelewengan dalam pekerjaan. Jika kita jadi wartawan, jauhi mengada-ngada dalam berita. Jika kita jadi suami atau istri, jauhi berselingkuh diluar rumah, jika kita jadi pejabat, jauhi korupsi kolusi dan nepotisme. Sikap dan pribadi inilah yang kita butuhkan untuk membangun generasi qur’ani yang dapat menjadi pemimpin yang Qawiyyul amiin bagi Indonesia. Aaamiiin